Suatu malam ketika saya sedang insomnia dan berkhayal, apa ya jadinya jika semua didunia ini memakai teknologi komunikasi dan komputerisasi. Saya mengkhayal dengan penuh gilanya pada malam itu. Saya berfikir bagaimana jika semua aspek kehidupan entah itu dari segi ekonomi, politik, sosial agama, dll memakai “Full” teknologi komputerisasi tanpa kecuali. Maklumlah, karena mungkin saya maniak dengan bidang ini, saya jadi berfikir yang tidak”.
Hmm, saya berpikir sekilas itu menakjubkan sekali ! Reaktor nuklir dimana”, smwa memakai teknologi seperti yang ada di alat Doraemon, bias menjelajah ruang dan waktu, smwa khayalan yang kita pandang tak bisa menjadi bisa. Apapun yang kita kerjakan dan inginkan menjadi mudah.
Saya mulai merinci satu persatu khayalan konyol saya ini. Pertama dimulai dari sudut pandang ekonomi. Jika smwa komputerisasi diterapkan, mungkin tak ada yang namanya uang yang berbentuk konkrit sebagai alat pembayaran yang sah. Semua berbentuk abstrak, hanya dengan memandang kelayar kaca dan menyentuh beberapa tombol “touchscreen” kita langsung bisa menikmati apa yang kita inginkan. Tinggal klik..klik.. semua sudah ada didepan mata. Kredit abstrak yang menggantikan uang tersebut kemudian berkurang dari rekening kita. Barang-barang yang kita pesan pun mungkin diantar sudah tidak lagi dengan manusia, melainkan robot-robot yang berkelana, yang telah diprogram oleh penciptanya, atau bahkan pengiriman barang pun dilakukan dengan suatu alat “Teleport”. Benar-benar mengesankan bukan ! Lalu bagaimana kita mendapatkan kredit abstrak seperti itu? Yaa… mungkin saja dengan bekerja membuat program ataupun membuat sebuah system dBase dan menjualnya kepada sesame atau pemerintahan.
Kemudian saya melanjutkan khayalan yang smakin membawa terbang semua rasa maniak saya.
Saya berfikir lagi ke sudut pandang politik. Apakah mungkin jika smwa sudah komputerisasi masih terdapat seorang pemimpin? Pemerintahan? Presiden, raja atau perdana menteri? Haha, saya tertawa ketika suatu ide gila tiba-tiba saja terlintas difikiran saya barusan. Mungkin, pemimpin pada saat itu adalah seorang “Master”, seorang “System Analyst” yang telah menguasai berbagai perangkat lunak untuk mengontrol berbagai aspek kehidupan melalui sebuah SuperKomputer didepannya. Atau, dapat kita katakan, ia adalah seorang “Mastermind”. Bagaimana cara memilihnya? Mungkin sama dengan pemilu yang kita lakukan seperti sekarang ini, tapi bedanya mungkin mereka harus tanding otak dan di voting melalui suatu alat digital, yang dapat memilih dari jarak jauh. Dan kemudian smwa perhitungan dilakukan dengan waktu kurang dari 30 menit ! Bayangkan penghitungan suara oleh KPU yang memakan waktu kira-kira 1 bulan ! Semua kegiatan seperti keamanan, transportasi, system” yang membuat gila jika diperincikan diatur oleh sang Mastermind ini.
Segi sosial? Kira-kira apa ya dampaknya komputerisasi dari segi sosial? Budaya? Apapun itu ! Yang pasti, tak ada lagi orang yang menghabiskan waktu untuk berjalan, berdiri saja pun enggan ! Semua duduk dan tidur pada suatu kasur yang dikiri, kanan, depan dan atas terdapat tombol-tombol. Apapun keinginannya, kita tinggal pencet saja salah satu tombol tersebut dan semua tersaji dengan hitungan detik. Jika kita ingin berinteraksi dengan manusia lainnya. Kita tinggal mengaktifkan Video Call, atau bahkan suatu alat 4D yang dapat menampilkan fisik seseorang dengan suatu hologram. Saya langsung teringat ibu saya yang suka bermain arisan. Haha… mungkin lucu sekali, main arisan hanya dengan mengumpulkan kredit abstrak dari rekening kita dan merandom nama-nama tersebut hingga terpilih satu nama dengan sebuah program yang didalamnya terdapat algoritma PRNG. Sungguh hal yang gila, benar-benar canggih, tapi aneh ! Budaya-budaya seperti tarian-tarian mungkin sudah musnah dan tak ada lagi kesenian-kesenian semacam itu, apalagi olahraga. Paling hanya sebuah Simulator yang hanya kita gerak-gerakan dengan sebuah Joystick, hanya untuk sekedar menggerakan organ tubuh.
Hmm… Satu hal yang paling menyakitkan hati, aspek yang mungkin sangat menyedihkan apabila kita menerapkan suatu komputerisasi ini yaitu aspek agama. Saya berkata menyedihkan? Mengapa? Bagaimana tidak, coba anda bayangkan apakah ada lagi manusia-manusia yang ingin mengumandangkan Adzan secara manual?! Apakah ada manusia-manusia yang susah payah membaca Al-qur’an, mendengarkan bahkan datang dan melakukan sembahyang. Apakah masih ada orang-orang yang datang kerumah ibadah, ketempat persembahyangan lagi?! Sungguh hal yang dikutuk oleh ajaran agama manapun jika hal ini terjadi. Coba deh pikirkan, bagaimana jika kumandang Adzan hanya disetel oleh sebuah Sound System yang telah deprogram sesuai waktu, dan kita hanya beribadah secara visual saja, secara simulasi ! Naudzubillahimindzalik !
Mungkin kita perlu merenung, bagaimana manfaat dan dampaknya teknologi komputerisasi bagi kehidupan kita sehari”. Mungkin sekilas terlihat keren, cool, mantap tetapi apa dampak panjangnya? Belum lagi dampak fisik dan psikis, lingkungan dan masih banyak yang lainnya.
Hmm… mungkin tulisan ini hanya sebuah khayalan dan angan-angan konyol dari seorang pemuda yang maniak dengan teknologi” canggih. Tetapi, ambilah amanat dan hikmah dari semua ini. Motivasikan diri anda dalam mengambil dan melakukan suatu tindakan apapun. Meskipun sumber tersebut hanya berasal dari sebuah khayalan. :)
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Renungan Sang Hacker"
Posting Komentar